Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Anti Bullying dan Kekerasan pada Remaja
Dalam rangka mewujudkan generasi muda yang berkarakter sesuai nilai-nilai Pancasila, sebuah kegiatan bertema “Anti Bullying dan Kekerasan pada Remaja” diadakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mutiara Ilmu Makassar. Acara ini menghadirkan 2 orang narasumber dari Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (POLDA SULSEL) dan 2 orang narasumber Dinas Sosial Sulawesi Selatan untuk memberikan edukasi serta membangun kesadaran siswa tentang pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan damai.
Membangun Karakter Pelajar Pancasila
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan inisiatif pendidikan yang bertujuan mencetak pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, serta berkebhinekaan global. Tema anti-bullying ini sejalan dengan nilai-nilai tersebut, khususnya dalam membentuk generasi yang menghargai perbedaan, menjunjung tinggi kemanusiaan, dan menjalin kerja sama yang baik.
Peran Penting POLDA dan Dinas Sosial
Dalam acara ini, perwakilan dari POLDA SULSEL memberikan penyuluhan mengenai bahaya bullying dan kekerasan di kalangan remaja, baik secara fisik, verbal, maupun melalui media sosial (cyberbullying). Mereka juga menjelaskan tentang dampak hukum dari tindakan bullying serta pentingnya melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.
Dinas Sosial Sulawesi Selatan menambahkan materi terkait dampak psikologis bullying terhadap korban. Dengan pendekatan interaktif, mereka memaparkan cara mendeteksi tanda-tanda kekerasan pada remaja dan bagaimana membangun hubungan yang sehat antara siswa, guru, dan orang tua.
Diskusi dan Simulasi Interaktif
Salah satu segmen menarik dalam kegiatan ini adalah simulasi dan diskusi interaktif. Para siswa diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman, mengajukan pertanyaan, dan mempraktikkan cara menghadapi konflik tanpa kekerasan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa, tetapi juga memperkuat empati dan solidaritas di antara mereka.
Harapan ke Depan
Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa tidak hanya menyadari pentingnya menghentikan bullying, tetapi juga berperan aktif sebagai agen perubahan di lingkungan masing-masing. Dengan dukungan pihak sekolah, kepolisian, dan dinas sosial, terciptalah kolaborasi yang kuat untuk membangun generasi muda yang berintegritas dan saling menghormati.
Projek seperti ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan berbasis nilai-nilai Pancasila dapat menjadi solusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih humanis dan harmonis. Dengan terus melibatkan berbagai pihak, harapan untuk membebaskan generasi muda dari kekerasan akan semakin mendekati kenyataan.