Media & Publikasi
SMK Mutiara Ilmu
Makassar, 09 Januari 2023 . SMK Mutiara Ilmu melaksanakan pelepasan siswa PKL ke Dunia Usaha & Industri (DUDI). Dalam MOu kerja sama tersebut tersebar ke 45 Industri yang di dalam nya terdapat Kantor Pemerintahan sebanyak 20, Perusahaan Swasta 10, Percetakan 10 dan 5 di sektor pendidikan. Persiapan sebelum pelepasan PKL mereka sebelumnya di lakukan pembekalan Teknis & Kepribadian selama 1 (satu) pekan. Dalam pembekalan teknis siswa PKL di bekali mengenai Job Teknis yang akan di gunakan di industri masing-masing contoh nya mereka belajar mengoperasikan Printer, membuat website dasar, program dasar dan aplikasi Office. Terdapat 146 siswa PKL yang tersebar di 45 industri. ” Alhamdulliah sangat baik karna sebelum kami di lepas ke industri kami di bekali dulu mengenai teknis job perusahaan “Ujar Rezki Dwijayanti Haliem”.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang diikuti oleh siswa dengan bekerja secara langsung di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI), secara sistematik dan terarah dengan supervisi yang kompeten di bidangnya dengan tujuan memperoleh pengalaman dan kecakapan penguasaan keahlian di suatu bidang hingga mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.

Praktik kerja lapangan merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang biasa dikenal juga dengan istilah Praktik Kerja Industri (PRAKERIN). Prakerin mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999 dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi 2004. Dalam dinamikanya sampai saat ini kurikulum SMK 2013 edisi revisi diberlakukan dengan nama Praktik Kerja Lapangan dengan masa pelaksanaan 6-10 bulan, dimana dahulu hanya 3 bulan saja.

Praktik kerja lapangan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional di bidangnya. Dimana para siswa diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri. Praktik kerja lapangan merupakan suatu langkah nyata (substansial) untuk membuat sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka menghasilkan tamatan yang bermutu.

Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Menurut Hamalik (2001), praktik kerja lapangan bertujuan untuk mempersiapkan dan membina tenaga kerja baik struktural maupun fungsional yang memiliki kemampuan melaksanakan loyalitas, kemampuan melaksanakan dedikasi dan kemampuan berdisiplin yang baik.

Menurut Djojonegoro (1998), tujuan praktik kerja lapangan antara lain yaitu sebagai berikut:

  1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
  2. Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja.
  3. Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional, dengan memanfaatkan sumber daya pelatihan yang ada di dunia kerja.
  4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

 

Praktik kerja lapangan bertujuan agar lulusan memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, meningkatkan disiplin kerja dan memberikan penghargaan terhadap pengalaman kerja. Melalui program praktik kerja lapangan, pengalaman dan wawasan peserta didik mengenai dunia kerja akan bertambah sehingga kesiapan kerja peserta didik akan lebih baik.

Adapun menurut buku pedoman pelaksanaan prakerin (2016), tujuan praktik kerja lapangan adalah sebagai berikut:

 

  1. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.
  2. Memperkenalkan dunia usaha/industri kepada peserta didik.
  3. Memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik dalam mengaplikasikan kejuruan yang diperoleh dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di dunia usaha/dunia industri.
  4. Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif dan dapat langsung bekerja dibidangnya setelah melalui pendidikan dan latihan berbasis kompetensi.
  5. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta didik sehingga memiliki daya saing tenaga kerja dipasar kerja global.
  6. Menumbuh kembangkan kesadaran peserta didik sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warga Negara yang produktif.
  7. Menumbuh kembangkan nilai-nilai yang diterapkan dalam hal kedisiplinan dalam bekerja.
  8. Mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi beradaptasi dalam lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahliannya.
  9. Untuk menanamkan jiwa entrepreneurship.

 

Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Manfaat praktik kerja lapangan bagi siswa adalah untuk memperoleh pengalaman di dunia kerja dan menumbuhkan rasa percaya diri. Selain itu, melalui praktik kerja lapangan siswa dapat melatih dan menunjang skill yang telah dipelajari di sekolah untuk diterapkan, dapat menghayati dan mengenal lingkungan kerja sehingga siswa siap kerja di dunia usaha maupun dunia industri setelah lulus dari sekolah.

Menurut Hamalik (2001), manfaat praktik kerja lapangan antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan-keterampilan manajemen dalam situasi lapangan yang aktual. Hal ini penting dalam rangka belajar menerapkan teori, konsep atau prinsip yang telah dipelajari sebelumnya.
  2. Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada siswa sehingga hasil penelitian bertambah luas.
  3. Siswa berkesempatan memecahkan berbagai masalah manajemen di lingkungan lapangan dengan mendayagunakan kemampuannya.
  4. Mendekatkan dan menjembatani penyiapan siswa untuk terjun ke bidang tugasnya setelah menempuh program pelatihan praktik kerja lapangan.

    Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

    Menurut Wena (2011), tahapan pelaksanaan praktik kerja lapangan adalah sebagai berikut:

    a. Persiapan

    Secara garis besar kegiatan pelatih dalam tahap ini adalah mempersiapkan lembar kerja, menjelaskan tujuan pembelajaran dan pelatihan, menjelaskan arti pentingnya, membangkitkan minat peserta didik, menilai dan menerapkan kemampuan awal peserta didik. Secara pokok kegiatan pelatih dalam tahap ini adalah merencanakan, menata, dan memformulasikan kondisi-kondisi pembelajaran dan pelatihan sehingga ada kaitan secara sistematis dengan strategi yang akan diterapkan.

    b. Peragaan

    Dalam tahap ini pelatih atau instruktur sudah mulai memasuki tahap implementasi. Dengan demikian, penggunaan strategi pembelajaran dan pelatihan yang tepat harus mulai dipertimbangkan. Variabel strategi pembelajaran dan pelatihan yang perlu mendapat penekanan adalah strategi penyampaian. Dalam tahap peragaan, strategi penyampaian yang digunakan harus disesuaikan dengan media pembelajaran dan pelatihan praktik tersedia.

    c. Peniruan

    Pada tahap peniruan peserta didik melakukan kegiatan kerja menirukan aktivitas kerja yang telah diperagakan oleh guru. Hal yang perlu diperhatikan yaitu variabel strategi kerja yang sesuai dengan strategi pengelolaan dan pengorganisasian pembelajaran serta pelatihan praktik. Peserta didik harus sudah mampu memahami dan melakukan kegiatan kerja sesuai dengan tujuan pembelajaran dan pelatihan praktik.

    d. Praktik

    Jika Peserta didik sudah mampu memperagakan cara kerja dengan baik, terdapat langkah berikutnya yaitu dengan pelaksanaan kegiatan praktik. Pada tahap ini peserta didik mencoba untuk mengulangi aktivitas kerja yang baru dipelajari sampai ketrampilan kerja yang dipelajari benar-benar sudah sepenuhnya dikuasai. Perlu diperhatikan hal penting yang harus untuk dilakukan dan diperhatikan pelatih dalam tahap ini adalah pengaturan strategi pengelolaan dan pengorganisasian pembelajaran dan pelatihan praktik, sehingga benar-benar mampu melakukan kegiatan belajar praktik secara optimal.

    e. Evaluasi

    Tahap akhir yaitu evaluasi, bagian pada tahap ini juga penting sebagai akhir dari proses pembelajaran dan pelatihan, dengan adanya evaluasi maka peserta didik akan mulai mencari tahu dan mengetahui kemampuannya secara jelas, baik dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan pelatihannya. Bagi pelatih tahap ini menjadi salah satu yang penting karena dengan hasil evaluasi dapat terlihat seberapa jauh tujuan yang sudah ditetapkan dan tercapai. Tahap evaluasi ini juga dapat menjadi sebuah pemahaman tentang kelemahan dari strategi pembelajaran dan pelatihan yang sebelumnya sudah diajarkan. Sehingga hasil dari evaluasi juga dapat berfungsi menjadi salah satu teknik untuk memperbaiki program pembelajaran dan pelatihan.